peta jalan kasar: MUDIK lwat JALUR TENGAH (4)

BEKASI – Hingga akhir Agustus 2019, progres pekerjaan konstruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) oleh anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC), telah mencapai 95,11%.

Angka ini masih sesuai dengan target pekerjaan konstruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) yang selesai pada akhir September 2019.

 Baca Juga: Tol Layang Japek Beroperasi saat Natal dan Tahun Baru

Pekerjaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) ini menyisakan 5% dari seluruh total konstruksi. Adapun sisa pekerjaan yang cukup kritikal dalam proyek ini adalah ketergantungan masalah penyelesaian relokasi Menara Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) di KM 17 yang harus diselesaikan dalam periode waktu yang sangat ketat.

“Untuk mengatasi sisa pekerjaan tersebut, Jasa Marga akan lebih ketat dalam memonitor dan mengendalikan proses penanganan SUTET di km 17, serta lebih luas lagi melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar didapat metode pelaksanan pekerjaan yang lebih cepat dan aman. Selain itu, juga menyelesaikan sisa pekerjaan lainnya seperti Erection SIG, pengaspalan, dan expansion joint secara masif semuanya ditargetkan selesai pada bulan September ini,” kata Direktur Pengembangan Usaha Jasa Marga Adrian Priohutomo dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (9/9/2019).

 Baca Juga: Pembebasan Dikebut, Tol Japek II Selatan Beroperasi 2021

Sementara itu, Direktur Utama PT JJC Djoko Dwijono menargetkan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) ini dapat digunakan secara fungsional pada akhir tahun 2019.

“Kami akan optimalkan sisa waktu untuk menyelesaikan sisa pekerjaan yang ada. Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) kami targetkan dapat digunakan secara fungsional pada akhir tahun untuk mendukung pelaksanaan arus mudik Libur Natal & Tahun Baru 2019 dan beroperasi penuh pada awal tahun 2020,” tambah Djoko.

Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) merupakan ruas jalan tol yang membentang dari Cikunir hingga Karawang Barat (Sta 9+500 s.d. Sta 47+500) dengan total panjang jalan 36,4 Km. Jalan tol ini berfungsi untuk menambah kapasitas Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting yang saat ini kerap mengalami kepadatan.

Jakarta detik- Mudik Lebaran 2019 tinggal menyisakan hitungan minggu. Bagi para pemudik di Jawa, jalan tol dipastikan menjadi rute favorit tahun ini karena tersambungnya jalan bebas hambatan tersebut dari ujung barat Pulau Jawa hingga ke Surabaya dan Malang.

Jika pada tahun lalu pemudik masih melewati tol Trans Jawa dengan sebagian rutenya bersifat fungsional atau darurat, maka tahun ini semua ruas yang dilewati sudah berbayar. Dengan kebijakan elektronifikasi jalan tol, maka semua transaksi di gerbang tol akan menggunakan uang elektronik.

Untuk itu, penting bagi para pemudik menyiapkan saldo uang elektronik yang cukup saat memulai perjalanan mudik nanti. Hal ini mengingat tarif tol Trans Jawa untuk rute terjauh mencapai Rp 775.500. Saldo maksimal uang elektronik sendiri mencapai Rp 2 juta seperti yang telah ditetapkan Bank Indonesia.

Dikutip detikFinance dari data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Jumat (10/5/2019), berikut daftar tarif tol trans Jawa untuk kendaraan golongan I berdasarkan rutenya:
1. Merak-Probolinggo Rp 775.500
2. Merak-Cirebon (via GT Kanci) Rp 192.000
3. Merak-Cirebon (via GT Palimanan) Rp 180.000
4. Merak-Semarang Rp 397.500
5. Merak-Solo Rp 474.500
6. Merak-Surabaya Rp 723.500
7. Merak-Pasuruan (Grati) Rp 775.500

8. Jakarta-Probolinggo Rp 727.500
9. Jakarta-Cirebon (via GT Kanci) Rp 144.000
10. Jakarta-Cirebon (via GT Palimanan) Rp 132.000
11. Jakarta-Semarang Rp 349.500
12. Jakarta-Solo Rp 426.500
13. Jakarta-Surabaya Rp 675.500
14. Jakarta-Pasuruan Rp (Grati) Rp 727.500
15. Jakarta-Merak (via JORR) Rp 63.000

16. Probolinggo-Surabaya Rp 52.000
17. Probolinggo-Solo Rp 301.000
18. Probolinggo-Semarang Rp 383.000

Catatan:
1. Tarif hanya sampai dengan Pasuruan (Grati), tol Pasuruan-Probolinggo hingga saat ini belum bertarif.
2. Tarif di atas belum didiskon jika nantinya BUJT menerapkan diskon tarif tol saat waktu hari mudik tertentu.

 

 

tarif diskon tol 2018

Subang – Polisi dan petugas terkait mulai menyiapkan rekayasa lalu lintas arus balik dengan sistem satu arah (one way) di Tol Cipali arah Jakarta. Pengendara di rest area pada jalur arah sebaliknya diminta bersiap meninggalkan rest area.

Pengumuman ini disampaikan petugas di rest area 102 Tol Cipali, Selasa (19/6/2018). Rencananya pemberlakuan one way akan dibagi dua tahap untuk memastikan jalur Jakarta ke Palimanan bersih dari kendaraan untuk dipakai arus balik.

“Bisa saja Dauwan-Palimanan kita bagi dua. Bisa saja mulai dari KM 82 atau mana terserah situasional. Tapi yang jelas sampai Palimanan, Palimanan pun tadi saya katakan bisa saja kalau masih pada di sebelum Palimanan atau antrean panjang di gate Palimanan bisa saja ditambah mundur ke Pejagan atau Brebes,” ujar Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Royke Lumowa di rest area KM 102, Subang, Jawa Barat.

Dari KM 82, sistem one way akan diberlakukan di KM 68 gerbang Tol Kalihurip ke KM 47 Tol Karawang Barat. Kemudian one way juga diberlakukan di KM 29 Tol Cikarang Utama ke arah Cawang.

“Tahapannya tidak sekaligus Palimanan-Cawang, tapi ada penggalan-penggalan secara berangsur-angsur, secara bertahap. Pertama adalah penggal Cikarut gate sampai ke Jakarta Cawang atau Cikunir. Itu di clearing dulu, arus dikurangi pelan-pelan yang jalur keluar, betul-betul bersih baru dialirkan one way dari Cikarut ke Cawang,” terang Royke.
(fdn/imk)

 

SEMARANG, KOMPAS.com – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan jalur tol fungsional sudah bisa digunakan mulai Jumat (8/6/2018) pukul 06.00 WIB. Untuk memperlancar mudik Lebaran 2018, pemerintah mengoperasikan tak kurang dari 438,83 kilometer ruas tol Trans-Sumatera dan Trans-Jawa. “Jalur tol fungsional kami tinjau bersama Bapak Menteri PUPR dan Pak Kapolda serta Kakorlantas, besok pukul 06.00 WIB sudah bisa digunakan,” kata Budi saat mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan terminal baru Bandara Ahmad Yani di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (7/6/2018). Budi memastikan, kondisi tol yang dioperasikan secara fungsional untuk mudik Lebaran kali ini akan lebih baik dari Lebaran tahun sebelumnya. (Baca: Serunya Menjajal Jalur Mudik Tol Trans Jawa)   Bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sejumlah fasilitas telah disiapkan untuk menunjang kebutuhan para pemudik yang melalui tol fungsional, di antaranya rest area temporer yang dibuat tiap 10 kilometer sepanjang tol fungsional. Rest area temporer yang dimaksud memiliki fasilitas tempat istirahat, toilet, dan tempat sholat yang dibuat lebih luas. PT Jasa Marga (Persero) menempatkan rest area temporer itu di satu dari dua jalur tol fungsional.  Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) yang dirangkum Kompas.com, ruas tol Trans-Sumatera yang dibuka fungsional meliputi Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Paket 1 (SS Bakauheni-SS Sidomulyo), Paket 2 (SS Sidomulyo-SS Lematang), Paket 3 Branti-Metro, dan Paket 4 Gunung Sugih-Terbanggi Besar sepanjang 88,44 kilometer. Kemudian, Tol Palembang-Indralaya Seksi 2 dan 3 (Pamulutan-Indralaya) sepanjang 14,18 kilometer dan Tol Medan Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) Seksi 1 SS Tanjung Morawa-SS Parbarakan sepanjang 10,75 kilometer. Terakhir, Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 22 kilometer. (Baca: Tol Sumo Paling Siap Sambut Mudik Lebaran 2018) Sementara itu, ruas tol Trans-Jawa yang dibuka fungsional yaitu Tol Pejagan-Pemalang Seksi 3 dan 4 (Brebes Timur-Pemalang) sepanjang 37,3 kilometer, Tol Pemalang-Batang sepanjang 39,2 kilometer, dan Tol Batang-Semarang sepanjang 75 kilometer. Berikutnya, Tol Semarang-Solo Seksi 4 dan 5 (Salatiga-Kartasura) sepanjang 32,54 kilometer, Tol Solo-Ngawi Segmen Kartasura-Sragen dan Segmen Sragen-Ngawi sepanjang 86 kilometer, dan Tol Ngawi-Kertosono Seksi IV (Wilangan)-Kertosono) sepanjang 39,05 kilometer. Terakhir, Tol Kertosono-Mojokerto Seksi IV (Bandar-Batas Barat) sepanjang 0,9 kilometer, dan Tol Gempol-Pasuruan Seksi 2 (Rembang-Pasuruan) sepanjang 6,6 kilometer.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Mulai Besok Pagi Tol Fungsional Bisa Digunakan”, https://ekonomi.kompas.com/read/2018/06/07/181952726/mulai-besok-pagi-tol-fungsional-bisa-digunakan.
Penulis : Andri Donnal Putera
Editor : Kurniasih Budi

bird smallest

 

PROBOLINGGO, KOMPAS.com – Tim Merapah Trans Jawa Kompas.com telah tiba di Probolinggo, Jawa Timur, setelah melakukan perjalanan panjang dari Jakarta sejak Sabtu (2/6/2018).  Hingga hari ini, Rabu (6/6/2018), Tim Merapah Trans Jawa telah melintasi 15 ruas tol operasional, dan fungsional dengan total panjang 807,5 kilometer. Kru yang terlibat dalam perjalanan reportase mudik tahun 2018 sebanyak tujuh orang yang terdiri dari tiga jurnalis, dua videografer, satu fotografer, dan satu bagian umum. Di sepanjang perjalanan, kami menemukan banyak hal menarik, seru, istimewa, dan berbeda yang bisa kami ceritakan kepada pembaca. Mulai dari jalanan yang gelap, kondisi fisik jalan yang berbeda di antara satu segmen dengan segmen lainnya, masjid yang berdiri kokoh di tengah jalan tol, hingga jalur off road yang masih berupa gundukan tanah. Kendaraan melintas di Tol Pemalang-Batang, Jawa Tengah, Sabtu (2/6/2018). Tol tersebut akan difungsionalkan pada arus mudik lebaran 2018.(MAULANA MAHARDHIKA) Saat melintasi tol fungsional Pemalang-Batang, di beberapa titik kami berkendara di tengah kegelapan. Hanya sinar rembulan, dan lampu jauh yang menjadi penerang kami melintasi tol sepanjang 39,2 kilometer tersebut, seraya memperhatikan perangkat peta digital agar tidak tersesat. Tak hanya itu, berhubung status ruas Tol Pemalang-Batang masih fungsional, ada sejumlah titik dengan perbedaan elevasi cukup tajam, sehingga kami harus konsentrasi penuh memperhatikan kondisi fisik jalan. Hal serupa kami dapati di ruas Tol Batang-Semarang. Perbedaan elevasi fisik prasarana jalan menjadi hal penting yang harus diwaspadai.  Ada saat, kami bisa berkendara dengan laju 80 kilometer hingga 100 kilometer per jam, namun tiba-tiba harus menurunkan kecepatan hingga 40 kilometer per jam karena perbedaan elevasi tersebut. Pasalnya, jika diteruskan berkendara dengan kecepatan konstan, yang terjadi adalah keterkejutan tiba-tiba. “Awalnya jalan mulus memancing kami memacu gas sekencang mungkin, tetapi tiba-tiba permukaan jalan di depan tidak semulus dan selevel sebelumnya. Ini yang harus diwaspadai oleh pemudik,” tutur Alsadad Rudi, salah satu kru Merapah Trans Jawa Kompas.com. Suasana Masjid Jami Baitul Mustaghfirin di tengah ruas Tol Semarang-Batang, Seksi V Kaliwungu-Krapyak di Kelurahan Beringin, Kecamatan Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (3/6/2018). Masjid berwarna hijau dengan struktur dua lantai itu masih digunakan warga sehari-hari untuk beribadah dan Jalur Tol Batang-Semarang saat ini tengah dipersiapkan sebagai jalur fungsional saat mudik Lebaran 2018.(Maulana Mahardhika) Yang menarik dari ruas tol ini adalah ketika kami tiba di Seksi 4 dan 5, terdapat Masjid Baitul Jami Al Mustaghfirin yang berada persis di tengah-tengah Tol Batang-Semarang. Masjid bersepuh hijau pupus ini berdiri kokoh dan menajdi saksi bisu percepatan pembangunan infrastruktur di sekitarnya. Cuaca terik Salah satu kru lainnya, Wahyu Adityo Prodjo, mengatakan tantangan terbesar dan terberat mengikuti perjalanan reportase mudik adalah berpuasa di tengah cuaca yang terik, dan kondisi lalu lintas yang tak terduga. “Kami harus berkendara di tengah-tengah himpitan truk dan kendaraan lainnya yang tidak mematuhi rambu dan marka jalan saat keluar dari jaringan Tol Trans Jawa menuju ruas Jombang-Mojokerto,” kata Wahyu. Sementara itu, saat menjejaki ruas Tol Gempol-Pasuruan Seksi III, kami merasakan bak menjajal medan off road. Sejumlah kendaraan melintas Gerbang Tol Colomadu proyek jalan Tol Salatiga-Colomadu di Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (4/6/2018). Terhitung mulai 8 Juni 2018 aatau H-7 Lebaran, Jalan tol fungsional tersebut sudah dapat dilalui pemudik.(MAULANA MAHARDHIKA) Menurut Alsadad, perjalanan reportase mudik kali ini merupakan pengalaman yang mengasyikkan, karena bisa merasakan jalan tol yang mulus bak di sirkuit, dan sekaligus jalan tol bergelombang, dan juga jalan berdebu. Upaya jurnalistik terlengkap  Merapah Trans Jawa tahun ini merupakan program kali ketiga yang dilaksanakan atas kerja sama Kompas.com dengan Datsun Indonesia dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Titik 0 keberangkatan dilakukan di Kantor Pusat PT Jasa Marga (Persero) Tbk, kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.  Foto udara ruas jalan Tol Gempol-Pasuruan di Jawa Timur, Selasa (5/6/2018). Tol Gempol-Pasuruan sudah beroperasi dan dapat dilintasi para pemudik.(KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG) Dalam sambutannya, Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho mengatakan Merapah Trans Jawa merupakan upaya jurnalistik untuk menyajikan informasi secara lengkap, aktual, akurat, kredibel, dan tepercaya tentang perkembangan infrastruktur konektivitas jelang mudik Lebaran. “Program ini adalah panduan mudik yang kami sajikan dengan kemasan menarik dan interaktif. Kami harap dengan mengikuti Merapah Trans Jawa, masyarakat dapat mempersiapkan perjalanan mudiknya dengan matang,” tutur Wisnu. Laporan lengkap reportase perjalanan mudik bisa dibaca di tautan ini.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Serunya Menjajal Jalur Mudik Tol Trans Jawa”, https://properti.kompas.com/read/2018/06/06/183804821/serunya-menjajal-jalur-mudik-tol-trans-jawa.
Penulis : Hilda B Alexander
Editor : Hilda B Alexander

 

Emoticons0051

TEMPO.CO, Semarang – Jalan Tol Fungsional yang membentang dari Brebes Timur hingga Surabaya sebagian besar masih dalam tahap penyelesaian pengerjaan kontruksi agar dapat dilalui pada saat puncak arus mudik 2018 yang diperkirakan mulai 8 Juni 2018.

Dari tinjauan lapangan Tempo di masa pra-mudik pada 1-4 Juni 2018, kondisi ruas-ruas tersebut masih memberatkan kendaraan pribadi yang ingin melintas. Khususnya jalur tol fungsional dari Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Salatiga-Colomadu.

Seksi 1 Batang-Tulis Tol Batang-Semarang, Jawa Tengah, misalnya, baru terdiri dari sebuah lajur beton selebar hampir 11 meter. Lajur yang muat diisi 3 mobil berjajar itu rencananya baru dibuka untuk pemudik pada H-7 hingga H+7 masa Lebaran. Saat disambangi Tempo, tumpukan material dan angkutan berat masih memenuhi lajur tersebut.

Baca: Puncak Arus Mudik 2018 H-6, 46 Persen Gunakan Mobil Pribadi

Roso, salah seorang pekerja konstruksi di ruas yang dibawahi PT Jasamarga Semarang Batang tersebut, menyebut adanya tolo-tolo atau tiang pemisah yang akan ditempatkan di sisi luar jalan beton tersebut. “Sekarang masih banyak gundukan tanah dan aktivitas eskavator, jadi belum dipasang,” ujarnya saat ditemui Tempo di lokasi, Jumat, 1 Juni 2018.

Proyek pekerjaan ruas tol fungsional Batang-Semarang 2 Juni 2018. TEMPO/Ridian Eka Saputra

Tol Batang-Semarang ini menjadi satu dari lima ruas fungsional utama yang bisa digunakan sementara oleh pemudik. Dari Brebes Timur hingga Semarang, pemerintah menyediakan jalur bebas hambatan darurat sepanjang 150 km. Sekitar 132 km dari jalur tersebut berupa lapisan beton (rigid), sisanya sudah beraspal maupun masih sekedar jalan tanah.

Meski hanya sepanjang 6 kilometer, Seksi 1 Tol Batang-Semarang masih rawan untuk dilewati roda empat. Bagaimana tidak, lajur beton fungsional itu lebih tinggi 10-15 sentimeter dari jalan tanah di sisi kiri dan kanannya. Meski telah melalui tahap perkerasan kaku (rigid pavement) pun, lajur itu pun belum rata dan dipenuhi bebatuan.

Baca: Inilah Pentingnya Kondisi Ban yang Prima Saat Mudik 2018

Juru Bicara bagian Umum PT Jasamarga Semarang Batang, Andy Susilo, mengatakan kondisi Seksi 2 Tulis-Weleri tak jauh berbeda dari Batang-Semarang. Namun, perlintasan pemudik Tulis-Weleri akan terhambat oleh pembangunan Jembatan Kali Kuto seberat 2.400 ton. “Jembatan itu penghubung ke Seksi 3 Weleri-Kendal hingga tol-tol selanjutnya ke Semarang,” ucap Andy.

Konstruksi jembatan tersebut baru rampung 75 persen, menyisakan pemasangan plat jembatan dan rangka penghubung jalan. Hingga target penyelesaiannya, yaitu H-2 Lebaran, ujar Andy, pemudik akan diarahkan ke jalur arteri selama beberapa hari. “Bisa keluar ke wilayah Gringsing (Batang) sejauh 500 meter, lalu kembali ke seksi tol berikutnya, menuju Semarang.”

Sejumlah pekerja mengerjakan konstruksi jalan raya di ruas tol Batang-Semarang tepatnya di sekitar Jembatan Kalikuto yang menghubungkan Gringsing dan Wleri, Jawa Tengah, 2 juni 2018. TEMPO/Ridian Eka Saputra

Aktivitas puluhan truk pasir pun masih terlihat di tol fungsional Pemalang-Batang milik anak usaha PT Waskita Toll Road, Sabtu lalu. Beberapa lajur di Pemalang-Batang sudah melewati pengaspalan tahap pertama, namun ada pula yang hanya berupa lantai beton tipis (lean concrete) setebal 5 cm.

Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT Pemalang Batang Toll Road yang berjaga di lokasi, Gusnayo, mengatakan pengecoran beton tengah dikebut hingga masa penghentian proyek pada 5 Juni 2018. “Kami masih memasang lapis agregat. Nanti pemudik melintas satu arah di jalan beton dan aspal itu, tak pakai jalur tanah,” tuturnya.

Baca: Toyota Hadirkan 304 Layanan Mudik, Simak Lokasi dan Fasilitasnya

Calon pemudik di ruas Salatiga-Colomadu yang menjadi bagian dari Tol Solo-Ngawi, diimbau tak memacu kendaraan lebih dari 40 km/jam. “Kontur jalannya belum rata,” kata Staf Sumber Daya Manusia dan Umum (SDMU) PT Jasamarga Solo Ngawi, Hudja Arafuddin, pada Tempo, 4 Juni 2018.

Adapun Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi, mengaku masih menemui perlintasan jalan umum di sejumlah tol fungsional. Jalur tersebut kerap dipakai menyeberang oleh masyarakat lokal di sekitar pembangunan tol. “Itu harus ditutup aksesnya supaya tidak mengganggu kelancaran arus mudik,” ujarnya.

YOHANES PASKALIS PAE DALE | WAWAN PRIYANTO

doraemon

Jakarta detik – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan kesiapan infrastruktur jalan tol dan non tol tahun 2018 relatif lebih baik dari tahun sebelumnya. Meski demikian, kelancaran pada saat mudik Lebaran tidak hanya ditentukan oleh sarana dan prasarana jalan, namun juga pengaturan lalu lintas dan perilaku pengendara sendiri.

Untuk itu pengendara diharapkan bisa bijak dalam menentukan strategi mudiknya tahun ini. Di antaranya penentuan waktu mudiknya, jalur mudikdan tentunya kebijakan berkendara.

“Kondisi jalan nasional saat ini kondisinya 90% mantap. Selain itu, jalan tol yang dapat digunakan pada mudik tahun ini, lebih panjang dibandingkan dari tahun lalu. Tol dari Merak ke Pasuruan sepanjang 995 Km, 760 km telah operasional dan sisanya 235 Km telah fungsional,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resminya seperti dikutip Sabtu (2/6/2018).

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan dengan masa libur yang panjang, para pemudik memiliki kesempatan untuk secara bijak memilih moda transportasi untuk mudik baik jalan, pesawat dan kereta.

Apabila memilih transportasi jalan, kata Herry TZ, juga terdapat banyak pilihan selain jalan tol yakni jalan arteri nasional baik lintas utara, tengah, dan selatan kondisinya cukup baik. Untuk jalur Pantai Selatan banyak pilihan destinasi wisata pantai yang bisa dikunjungi yang lokasinya tidak jauh dari jalan arteri.

“Para pemudik juga perlu memilih waktu mudik yang tepat, jangan bersamaan dengan puncak mudik. Untuk mendorong distribusi lalu lintas, ada diskon tarif tol pada 13-14 Juni dan 18-19 Juni 2018. Uang elektronik perlu disiapkan. Untuk tarif tol Jakarta-Surabaya saat ini Rp 344.000. Bank Indonesia telah menaikan batas saldo uang elektronik menjadi Rp 2 juta,” kata Herry TZ.

Titik-titik kemacetan di jalan tol yang terjadi pada arus mudik tahun 2017 seperti di Gerbang Tol Cikarang-Utama juga diantisipasi dengan adanya petugas pembawa mobile reader untuk mempercepat transaksi. Pekerjaan pembangunan jalan tol layang Cikampek akan dihentikan pada H-10 dan akan menggeser beton pembatas (median concrete barrier) sehingga jalur yang digunakan maksimal.

Jalan tol fungsional yang dapat dilalui pemudik tanpa dikenakan tarif adalah Tol Brebes Timur-Pemalang (37,3 Km), Pemalang-Batang (39,2 Km), Batang-Semarang (75 Km), Salatiga-Kartasura (32 Km), Solo-Sragen (36 Km), dan Wilangan-Kertosono (37 Km). Tempat istirahat dan penerangan juga disiapkan pada ruas tol fungsional meski tidak selengkap yang ada pada ruas tol operasional.

“Pada ruas Tol Brebes-Timur-Sewaka (Pejagan) dan Solo-Sragen meski fungsional, namun kondisi jalannya seperti ruas tol operasional karena sudah siap diresmikan. Untuk ruas tol lainnya sebagian rigid pavement dan lean concrete. Dalam pelaksanaan dilapangan, rekayasa lalu lintas menjadi kewenangannya Korps Lalu Lintas Polri,” jelas Herry.

Titik kritis yang perlu menjadi perhatian pemudik adalah di Jembatan Kali Kuto yang direncanakan baru bisa dilalui pada H-2 Lebaran. Sehingga sebelum itu kendaraan akan diarahkan keluar melalui jalan Pantura Jawa sejauh 500 meter dan masuk kembali ke ruas tol. Untuk Jembatan Kali Kenteng di ruas tol Salatiga-Kertasura yang belum selesai pembangunannya, Kementerian PUPR dan pengelola jalan tol telah mempersiapkan jalan alternatif melintasi bagian bawah jembatan.

Pada ruas jalan arteri nasional, perbaikan Jembatan Cincin Lama atau Widang pada ruas jalan Babat-Lamongan ditargetkan bisa dilalui pada H-10 Lebaran. Perhatian juga diberikan Kementerian PUPR untuk titik-titik rawan longsor dengan menyiagakan personil dan alat berat sebanyak 80an Posko Lebaran, misalnya, yang tersebar di berbagai provinsi di Pulau Jawa.

Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja mengatakan untuk jalan nasional di Pulau Jawa telah disiapkan Lintas Utara Jawa sepanjang 1.341 Km, Lintas Tengah Jawa sepanjang 1.197 Km dan Lintas Selatan Jawa sepanjang 1.405 Km.

“Jalan tol bukan satu-satunya jalur untuk mudik. Pemudik dihimbau untuk tidak terlalu euforia untuk menggunakan jalan tol pada saat mudik nanti. Pemudik dari Utara yang menuju Selatan bisa menggunakan berbagai jalur arteri. Misal dari Bogor-Sukabumi-Pelabuhan Ratu, Bandung-Soreang-Ciwidey-Cidaun, Bandung-Nagreg-Tasik-Ciamis-Banjar-Pangandaran. Lalu dari Brebes Timur-Prupuk-Bumiayu menuju Purwokerto sudah lebih lancar karena empat flyover telah selesai sehingga mengurangi kemacetan pada perlintasan kereta api,” kata Endra.

Adapun Kementerian Perhubungan memprediksi pada arus mudik Lebaran 2018, jumlah masyarakat yang akan menggunakan bus sebanyak 8 juta orang, sepeda motor sebanyak 8,5 juta orang dan mobil pribadi sebanyak 3,72 juta orang. Untuk pembatasan operasional truk diberlakukan mulai H-3 atau tanggal 12-14 Juni 2018 dan 22-24 Juni 2018.

(eds/ang)

merah putih

 

Bisnis.com, JAKARTA — Badan usaha jalan tol bersepakat menurunkan tarif jalan tol selama arus mudik dan balik libur Lebaran pada periode waktu tertentu.

Dalam rapat antara seluruh badan usaha jalan tol (BUJT) dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono disepakati bahwa rata-rata diskon tol akan diberikan sebesar 10% pada periode 13—14 Juni, 15—17 Juni, 18—19 Juni, dan 8—23 Juni.

Mewakili BUJT, Sekjen Asosiasi Tol Indonesia (ATI) Sunarto Sastrowiyoto menjelaskan bahwa pada periode 13—14 Juni dan 18—19 Juni akan diterapkan pada seluruh tol yang dikelola tujuh BUJT.

Tujuh BUJT tersebut ialah PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Toll Road, PT Nusantara Infrastructure Tbk., PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk., PT Jakarta Lingkar Barat Satu, dan PT Margabumi Matraraya.

“Jadi, seluruh tol yang dikelola oleh ketujuh BUJT ini akan menerapkan diskon 10% pada periode 13—14 Juni dan 18—19 Juni,” katanya dalam konferensi pers di Kementerian PUPR, Kamis (31/5/2018).

Sementara itu, pada 15—17 Juni 2018 diskon tol 10% akan diterapkan pada ruas tol yang dikelola Astra Infra Toll Road, yakni tol Tangerang—Merak, Cikampek—Palimanan, dan Jombang—Kertosono.

Adapun, pengecualian diskon tol akan diterapkan pada tol Bekasi—Cawang—Kampung Melayu (Becakayu) yang dikelola PT Waskita Toll Road. Perusahaan ini akan memberi diskon tol sebesar 28% pada periode 8—23 Juni 2018.

Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto menyatakan bahwa pengecualian pemberian diskon tol yang lebih besar pada tol Becakayu karena mempertimbangkan alasan promosi tol yang sejumlah ruasnya sudah mulai beroperasi sejak November 2017 tersebut.

“Untuk Becakayu sekaligus mempromosikan. Jadi, kami memanfaatkan momen ini untuk memperkenalkan kepada masyarakat,” ujar Arie.

Dengan pemberlakuan diskon tol pada waktu yang berbeda oleh BUJT, Arie meyakini trafik lalu lintas akan terdistribusi sehingga tidak akan membuat penumpukan pada hari puncak mudik dan balik Lebaran.

Adapun, Arie kembali menegaskan bahwa penerapan diskon tol tersebut merupakan inisiatif dari BUJT sehingga payung hukum tidak diperlukan.

 

 

Berikut ini daftar jalan tol yang akan memberlakukan diskon tol pada 13—14 Juni dan 18-19 Juni:

I. Jalan tol PT Jasa Marga Tbk. (pemberlakuan diskon akan diterapkan di seluruh tol yang dikelolanya)

  • Cawang—Tomang—Pluit
  • Jakarta—Cikampek
  • Palimanan—Kanci
  • Semarang—Solo
  • Ngawi—Kertosono
  • Surabaya—Mojokerto
  • Medan—Kualanamu—Tebing Tinggi

II. Jalan tol PT Hutama Karya

  • Akses Tanjung Priok
  • Bakaheuni—Terbanggi Besar
  • Palembang—Indralaya
  • Medan—Binjai

III. Jalan tol PT Waskita Toll Road

  • Kanci—Pejagan
  • Pejagan—Pemalang

IV. Jalan tol PT Nusantara Infrastructure Tbk.

  • Makassar seksi 4
  • Ujung Pandang Tahap I dan II

V. Jalan tol PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk.

  • Cawang—Tanjung Priok—Jembatan Tiga/Pluit
  • Soreang—Pasirkoja

VI. Jalan tol PT Jakarta Lingkar Barat Satu

  • JORR W1 (Kebon Jeruk—Ulujami)

VII. Jalan tol PT Margabumi Matraraya

  • Surabaya—Gresik

Daftar jalan tol yang akan memberlakukan diskon tol pada 15—17 Juni 2018:

VIII. Jalan tol Astra Infra

  • Tangerang—Merak
  • Cikampek—Palimanan
  • Jombang—Kertosono.

Daftar jalan tol yang akan memberlakukan diskon tol pada 8-23 Juni 2018:

IX. Jalan tol PT Waskita Toll Road

  • Bekasi—Cawang—Kampung Melayu

Sumber : Kementerian PUPR

big-dancing-banana-smiley-emoticon

About kulinerkhasjalan2

ini saya, bersama kawan-kawan, bergabung dalam petualangan meraih aktualisasi diri melalui kebersamaan jalan-jalan dan cicipan kulineran, that's it
This entry was posted in jalan-jalan dan kulineran. Bookmark the permalink.

Leave a comment