
TEMPO.CO, Jakarta – Konstruksi ruas Jalan Tol Pejagan-Pemalang seksi Brebes Timur-Pemalang sepanjang 37,3 kilometer ditargetkan selesai 100 persen pada Mei tahun ini.
Direktur Utama PT Waskita Tol Road Herwidiakto mengatakan, untuk pembangunan ruas jalan Tol Pejagan-Pemalang, semua rigid pavement akan selesai akhir April.
Sementara itu, untuk penyelesaian konstruksi pile slab di Kaligangsa diperkirakan selesai pada pertengahan Mei. Pasalnya, terdapat perubahan dari timbunan ke pile slab karena tanahnya tidak stabil.
Baca juga: Tol Pejagan-Pemalang di Operasikan H-10 Lebaran
“Target selesai konstruksi seluruhnya pada Mei. Untuk operasinya tergantung BUJT,” ujarnya pada Senin, 2 April 2018.
Pembebasan lahan di ruas ini tidak memiliki masalah. Saat ini tinggal menunggu pembayaran tambahan pembebasan lahan. “Kami yakin (ruas Jalan Tol Pejagan-Pemalang) bisa dilintasi, minimal bisa fungsional, saat mudik Lebaran,” ucap Herwidiakto.
Pimpinan proyek sekaligus Manager Fisik PT Pejagan Pemalang Toll Road (PTPR), Mulya Setiawan, menuturkan saat ini progres konstruksi ruas Jalan Tol Pejagan-Pemalang seksi III dan IV sepanjang 37,3 kilometer sudah mencapai lebih dari 90 persen. “Semestinya April ini selesai,” ujarnya.
BISNIS

Jakarta detik – Jalur tol Trans Jawa yang bisa digunakan untuk mudik Lebaran tahun ini bakal lebih panjang. Pasalnya, pemerintah memastikan Jakarta hingga Surabaya bakal bisa melewati tol. Meski tak sepenuhnya dilalui secara operasional atau berbayar, ada juga yang dilalui sekedar fungsional (tak berbayar) atau masih ada rekayasa lalu lintas yang dilibatkan.
Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) yang diterima detikFinance, Selasa (13/3/2018), setidaknya ada 178 km jalan tol Trans Jawa fungsional yang akan dilalui tahun ini. Jalur fungsional tersebut di antaranya pada ruas Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Salatiga-Kartosuro, Wilangan-Kertosono, dan sebagian seksi dari ruas Kertosono-Mojokerto.
Lantas, berapa kira-kira biaya perjalanan mudik menggunakan tol dari rute Jakarta hingga Surabaya?
Berdasarkan data BPJT, detikFinance mencoba merangkum tarif setiap jalan tol yang dilalui dengan asumsi tarif sesuai perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) terakhir dan menggunakan kendaraan golongan I.
Dihitung dari Jakarta dengan pemberangkatan dari Jakarta Pusat, setidaknya terdapat 12 ruas tol yang harus dilewati untuk sampai ke Surabaya. Yakni Tol Jakarta-Cikampek, Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Tol Palimanan-Kanci, Tol Kanci-Pejagan, Tol Pejagan-Pemalang, Tol Pemalang-Batang dan Tol Batang-Semarang.
Baca juga: Mudik JKT-SBY Bisa Lewat Tol, Ini Titik Macetnya
Dari Semarang, perjalanan dilanjutkan melewati Tol Semarang-Solo, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Kertosono-Mojokerto, dan Mojokerto-Surabaya.
Dengan telah diberlakukannya sistem tol integrasi sejak tahun lalu, maka sistem pembayaran dibagi menjadi dua cluster. Cluster pertama merupakan gabungan dari tol Jakarta-Cikampek dan Cikampek-Palimanan dan Purbaleunyi ke arah Bandung. Jadi, nanti masuk pintu tol Cikarang Utama, ambil tiket. Kemudian, baru bayar di pintu tol Palimanan.
Di Cikarang Utama-Palimanan, pemudik akan dikenakan tarif Rp 117.000. Dengan rincian Cikarang Utama-Cikopo Rp 15.000 dan Cikopo-Palimanan Rp 102.000.
Kemudian, pemudik bisa melanjutkan kembali perjalanan lewat tol secara operasional melalui tol Palimanan-Kanci Rp 11.500 dan Kanci-Pejagan Rp 24.000.
Baca juga: JKT-SBY Bisa Lewat Tol Saat Mudik Lebaran, Ini Jalurnya
Untuk mudik Lebaran tahun ini, pemudik tak perlu keluar dulu di gerbang tol Brexit (Brebes Exit) untuk sampai ke Pemalang karena seksi III dan IV sudah beroperasi. Pada ruas Pejagan-Pemalang sepanjang 57,5 km, pemudik dikenakan biaya sekitar Rp 57.500 hingga ke Pemalang.
Di ruas tol Pemalang-Batang, jalur tol operasional yang bisa dilewati sepanjang 6 km dari Segmen Sewaka ke Pemalang. Dengan asumsi tarif Rp 1.100/km (berdasarkan PPJT), maka biaya yang dibutuhkan melewati ruas ini adalah Rp 6.600.
Lalu, dari Batang hingga ke Semarang, pemudik bisa melewati tol secara gratis karena masih dibuka secara fungsional. Setelah sampai di Semarang, pemudik bisa kembali melanjutkan perjalanan lewat tol hingga Salatiga secara operasional sepanjang 40,4 km dengan biaya Rp 40.400 (tarif Rp 1.000/km).
Setelah tol bisa dilewati secara operasional hingga Salatiga, pemudik masih bisa melanjutkan perjalanan hingga ke Solo lewat tol fungsional (gratis) dari Salatiga hingga Kartosuro. Setelah itu, pemudik bisa menuju Jawa Timur dengan melewati tol Solo-Ngawi yang sudah beroperasi sepanjang 90,42 km dengan biaya Rp 117.546 (tarif Rp 1.300/km).
Dari Ngawi, perjalanan lewat tol operasional bisa terus dilanjutkan hingga Nganjuk Wilangan sepanjang 49,51 km dengan biaya Rp 64.363 (tarif Rp 1.300/km). Dari Nganjuk Wilangan, perjalanan lewat tol dilanjutkan secara fungsional sepanjang 37 km sampai Kertosono.
Sebelum sampai di Surabaya, pemudik harus melewati dua ruas tol lagi yang kini sudah bisa dilewati penuh secara operasional, yakni Kertosono-Mojokerto 39,6 km dan Mojokerto-Surabaya 36,47 km. Biaya untuk kedua ruas tol tersebut masing-masing Rp 28.116 (Kertosono-Mojokerto) dan Rp 38.293 (Mojokerto-Surabaya).
Dengan demikian, total biaya transportasi lewat tol menggunakan kendaraan pribadi (golongan I) dari Jakarta hingga Surabaya diperkirakan mencapai Rp 395.927.
Berikut rincian tarif per perjalanannya:
Cikarang Utama-Palimanan Rp 117.000
Palimanan-Kanci Rp 11.500
Kanci-Pejagan Rp 24.000
Pejagan-Pemalang Rp 57.500 (57,5 km)
Pemalang-Batang Rp 6.600 (6,6 km)
Semarang-Solo Rp 40.400 (40,4 km)
Solo-Ngawi Rp 117.546 (90,42 km)
Ngawi-Kertosono Rp 64.363 (49,51 km)
Kertosono-Mojokerto Rp 28.116 (39,6 km)
Mojokerto-Surabaya Rp 38.293 (36,47 km) (eds/zul)

Bisnis.com, BATANG – PT Jasa Marga (Persero) Tbk menjamin jalan tol fungsional Batang-Semarang seksi Batang hingga Weleri layak dilalui pemudik sejak H-10.
Berdasarkan pantauan Bisnis.com, ruas tol Batang-Semarang yang telah terlapisi beton sepanjang 36,1 kilometer dari total 36,5 kilometer yang fungsional. Sementara sepanjang 400 meter masih berupa struktur tanah.
Saat melakukan penelusuran dengan kecepatan 40 km/jam, terdapat banyak debu beterbangan hingga menutupi kaca mobil. Jarak pandang pengemudi pun menjadi terbatas.
Mengenai hal ini, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani menyatakan, pihaknya masih memiliki waktu hingga H-10 untuk melakukan pembetonan pada lantai kerja dan melakukan pembersihan jalan tol dari debu dan kerikil.
“Masih ada titik yang menunggu cor jembatan, nanti H-10 sudah bersih semua. Untuk area lean concrete disapu, di luar itu disiram untuk membersihkan debu,” ujarnya di sela-sela peninjauan, Minggu (11/06).
Untuk mengantisipasi terjadinya fenomena Brebes Exit pada tahun lalu, pihaknya juga menyediakan sejumlah jalan akses darurat di sepanjang jalan tol. Jalan akses itu bisa digunakan untuk mengalihkan kendaraan bila kapasitas jalan tol Batang-Semarang telah penuh.
Dia menambahkan, di sepanjang jalan tol Batang-Semarang nantinya terdapat empat tempat istirahat di setiap 10 kilometer. Tempat istirahat tersebut dilengkapi dengan fasilitas seperti toilet, mushala, tim kesehatan, dan bahkan helipad khusus di posko terpadu.
Akhir pekan lalu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama wartawan meninjau kesiapan ruas tersebut yang terbagi menjadi tiga ruas tol yakni ruas tol Pejagan-Pemalang mulai dari Brebes Timur-Pemalang sepanjang 37,3 km dan ruas tol Pemalang-Batang sepanjang 39,2 km.
Peninjauan oleh Menteri Basuki juga dilakukan hingga malam hari Menteri Basuki bertujuan untuk mencoba kelayakan jalan apabila dilalui pemudik pada malam hari.
“Jalan Tol fungsional Brebes Timur – Weleri akan dibuka pada H-10 Lebaran dan dapat dilewati 24 jam satu arah ke dari Jakarta menuju Semarang (Mudik) dan satu arah ke Jakarta (arus balik) mulai H+4,” ujarnya.
Kondisi jalan tol sepanjang ruas tersebut sudah cukup baik walaupun masih dalam tahap perkerasan beton tipis (lean concrete).
Menteri Basuki menghimbau pemudik untuk memacu kendaraannya dengan aman pada kecepatan rata-rata 40 km/jam.
“Saya sudah sampaikan kebutuhan untuk menambah lampu penerangan jalan di waktu malam dan reflektor lampu mobil agar lebih aman. Selain itu penanda arah keluar/masuk tol. Untuk jalanan yang masih berdebu akan segera dibersihkan dan seluruh pekerjaan konstruksi akan dihentikan pada H-10 Lebaran,” ujarnya.
Pada ruas ini tengah diselesaikan pembangunan Jembatan Kali Sambung yang menjadi titik kritis yang kini dalam tahap penyelesaian lantai jembatan. Ditargetkan pada Selasa (13/6) sudah selesai dilakukan pengecoran dengan metode fasttrack dengan aditif yang akan membuat beton lebih cepat kering dalam waktu tiga hari dibanding biasanya dua minggu. Ditargetkan bisa dilewati pada H-10 Lebaran atau tanggal 16 Juni 2017 mulai pukul 00.00 WIB.
Selain jembatan tersebut, salah satu titik kritis yang telah diselesaikan yakni jalan layang Kandeman di Kabupaten Batang, Jawa Tengah yang membelah jalur Pantura.

Jakarta detik – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan, seluruh ruas jalan tol yang bakal dibuka secara fungsional saat mudik Lebaran nanti bakal bisa dilalui 10 hari sebelum Lebaran.
“Nanti dibukanya H-10 Lebaran. Jadi misalnya yang sampai Weleri, dari Pejagan 110 km, kemudian dari Solo ke Kertosono 245 km. Palindra, Bakauheni-Terbanggi Besar akan kita buka H-10 Lebaran,” katanya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (7/6/2017).
Jalan Tol Trans Jawa baru yang akan difungsikan untuk mudik lebaran tahun ini sendiri cukup panjang. Mulai dari Brebes, Jawa Tengah hingga Surabaya, Jawa Timur. Setidaknya ada 319,82 km ruas tol di Trans Jawa yang bakal dibuka secara fungsional. Ruas-ruas tol baru ini akan dilalui secara gratis.
Dimulai dari ruas Pejagan-Pemalang sepanjang 57,5 km bakal bisa dilewati pada keempat seksinya. Adapun seksi I dan II sepanjang 26,85 km telah dioperasionalkan pada tahun lalu. Jalan tol baru yang bisa dilewati dimulai dari seksi III di Brebes Timur hingga akhir ruas ini di Pemalang, Jawa Tengah.
Ruas Trans Jawa selanjutnya yang baru difungsionalkan tahun ini adalah ruas Pemalang-Batang sepanjang 39,2 km dan Batang-Semarang sepanjang 39,7 km hingga ke Weleri, sekitar 30 km sebelum Semarang.
Sementara pada tol Trans Sumatera, akan ada 65 km total panjang tol yang bakal dibuka H-10 Lebaran tahun ini. Tol-tol tersebut antara lain Medan-Kualanamu-Tebingtinggi, Medan-Binjai, Palembang-Indralaya, dan Bakauheni-Terbanggi Besar.
Berikut adalah daftar ruas tol yang bisa dilalui pada mudik Lebaran tahun ini.
Tol Trans Jawa
Ruas Tol Pejagan-Pemalang
Seksi I Pejagan-Brebes Barat 17,8 km (operasi)
Seksi II Brebes Barat-Brebes Timur 9,05 km (operasi)
Seksi III Brebes Timur-Tegal Timur 10 km
Seksi IV Tegal Timur-Pemalang 26,9 km
Ruas Tol Pemalang-Batang
Seksi I Pemalang IC-Pekalongan IC 23,3 km
Seksi II Pekalongan IC-Batang IC 15,9 km
Ruas Tol Batang-Semarang
Seksi I Batang-SS Batang Timur 3,2 km
Seksi II SS Batang Timur-SS Weleri 36,35 km
Ruas Tol Semarang-Solo
Seksi I Semarang-Ungaran 11 km (operasi)
Seksi II Ungaran-Bawen 11,95 km (operasi)
Seksi III Bawen-Salatiga 17,6 km
Ruas Tol Solo-Ngawi
Seksi JC Kartosuro-SS Karanganyar IC 20,9 km
Seksi I segmen Karanganyar-Sragen 13,8 km
Seksi I segmen Sragen-Mantingan 21,3 km
Seksi II Mantingan-Ngawi IC 20 km
Ruas Tol Ngawi-Kertosono
Seksi I Ngawi IC-Madiun IC (segmen klitik gulungan) 11 km
Seksi II Madiun IC-Caruban IC (segmen sawahan-kedung jati) 6 km
Seksi III Caruban IC-Nganjuk IC (segmen purworejo-wilangan) 18 km
Ruas Tol Mojokerto-Kertosono
Seksi I Bandar-Jombang 14,4 km
Seksi II Jombang-Mojokerto Barat 19,7 km
Ruas Tol Surabaya Mojokerto
Seksi IA Waru-Sepanjang 2,3 km
Seksi IB Sepanjang-Western Ring Road 4,3 km
Seksi II Western Ring Road-Driyorejo 5,1 km
Seksi III Driyorejo-Krian 6,1 km
Ruas Tol Gempol Pasuruan
Seksi Gempol-Bangil 6,8 km
Tol Trans Sumatera
Ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar
Paket 2 (Sidomulyo-Kotabaru) segmen SS Kotabaru-SS Lematang 5 km.
Ruas Tol Palembang-Indralaya
Seksi 1 (Palembang-Pamulutan) 7,75 km.
Ruas Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi
Seksi II-VI (Parbarakan-Sei Rampah) 41,6 km
Ruas Tol Medan-Binjai
Seksi II (Helvetia-Semayang) 6,18 km
Seksi III (Semayang-Binjai) 4,28 km. (dna/dna)

TEMPO.CO, Brebes – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membagi tiga jalur lalu lintas saat mudik lebaran tahun 2017 ini. Ketiga jalur yang dimaksud melalui jalan tol, Jalur Pantura, dan Jalur Selatan. Budi mengatakan kendaraan kecil seperti mobil pribadi dan mini bus akan diarahkan melalui jalan tol darurat dari Brebes Timur hingga Weleri Kendal.
Jalur tersebut disiapkan satu lajur selebar tujuh meter dengan kondisi jalan masih lantai dasar. “Diperkirakan sekitar 60 persen kendaraan kecil akan masuk ke tol,” kata Budi saat berkunjung ke Tol Brebes Timur (Brexit), Ahad, 21 Mei 2017.
Sedangkan kendaraan berat seperti bus dan truk akan diarahkan ke Jalur Pantura dan Jalur Selatan. Kendaraan besar dilarang melintas ke jalan darurat lantaran kontruksi jalan yang tidak diperuntukan untuk itu.
Selain hanya memiliki ketebalan 10 sentimeter, menurut Budi, jalan darurat juga dibangun tanpa tulang. Karena itu, jika kendaraan besar dipaksakan melintas, dikhawatirkan akan merusak jalan tersebut. “Kendaraan besar akan dibuang ke pantura dan jalur selatan,” ujarnya.
Kepala Cabang Tol Kanci Pejagan Pemalang, Zulmarlian Iskandar, menjelaskan, pihaknya sudah menyiapkan 10 gardu pintu keluar yang ada di dekat Exit Tol Brebes Timur. Gerbang itu nantinya digunakan untuk pembayaran bagi pengendara yang melintasi tol Pejagan-Brebes Timur dan akan melanjutkan perjalanan ke Semarang melalui jalan tol darurat. “Itu bisa melayani 70 ribu kendaraan per hari,” katanya.
Kedatangan Budi ke Brexit untuk meninjau kesiapan infrastruktur yang akan digunakan pada musim mudik lebaran tahun ini. Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan arus mudik lebaran nanti berlangsung aman dan lancar. Dalam kesempatan itu, ia meminta agar peristiwa kemacetan seperti tahun kemarin bisa dihindari.
Kementerian, kata Budi, sudah berkoordinasi dengan PT Pertamina untuk mengantisipasi kelangkaan BBM saat arus mudik. “Selain dengan Polri kami juga berkoordinasi dengan Pertamina untuk mengantisipasi peristiwa seperti tahun lalu seperti tahun lalu,” ujar dia.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ

BREBES okezone – Jalan Lingkar Utara (Jalingkut) yang menghubungkan Brebes dengan Kota Tegal dinilai sebagai solusi mengatasi kemacetan parah yang terjadi saat arus mudik Lebaran lalu. Tahun depan Jalingkut diharapkan menjadi jalur alternatif jika jalan tol macet total.
Karena itu, pembangunan proyek yang mangkrak sejak 2012 ini diprioritaskan untuk dilanjutkan kembali. Bupati Brebes Idza Priyanti mengatakan, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memprioritaskan agar proyek Jalingkut Brebes-Tegal yang mangkrak bertahun-tahun segera dilanjutkan kembali.
Hal ini setelah dilakukan evaluasi terhadap kemacetan parah di jalur mudik Brebes. Keberadaan Jalingkut diharapkan dapat mencegah terjadinya kemacetan parah pada arus mudik tahun depan. “Saat datang ke Brebes dari Kementerian PU sudah merespons baik. Mudah-mudahan Jalingkut bisa digunakan saat arus mudik tahun mendatang,” ucapnya kemarin.
Menurut Idza, selain melanjutkan proyek Jalingkut, Kementerian PU juga berencana membangun underpass di jalur selatan Bumiayu untuk mengatasi kemacetan selalu terjadi di wilayah tersebut karena keberadaan perlintasan kereta api. “Mudah-mudahan benar-benar bisa direalisasikan,” ujarnya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bina Marga Wilayah Losari-Brebes-Tegal Wahyu Supriyo mengatakan, kelanjutan pembangunan Jalingkut masih harus menunggu proses lelang ulang. Pengerjaan baru diperkirakan bisa dimulai tahun depan. “Masih harus dilakukan lelang ulang lebih dulu.
Tapi kami upayakan pengerjaan sudah dimulai tahun depan,” katanya kemarin. Menurut Wahyu, proses pembangunan hanya melanjutkan pengerjaan fisik yang terhenti di tengah jalan Sebab, pembebasan lahan yang dibutuhkan sudah rampung sebelum proyek berjalan. “Lahan sudah beres semua. Jadi nanti tinggal melanjutkan saja. Sebelum berhenti, pengerjaan sudah mencapai 50%,” ujarnya.
Wahyu mengaku keberadaan ruas Jalingkut di Kota Tegal sudah bisa dimanfaatkan sebagai jalur alternatif selama arus mudik meski belum sepenuhnya rampung. “Sebenarnya tidak juga (karena macet parah arus mudik). Kan sudah dipakai juga saat arus mudik,” ujarnya. Untuk diketahui, proyek Jalingkut dikerjakan sejak 2010 dengan anggaran Rp205 miliar.
Dana tersebut merupakan sharing APBN sebesar 30 persen dan 70 persen dari bantuan Bank Dunia. Pada Februari 2012, proyek tersebut terhenti karena Bank Dunia menghentikan pendanaannya dengan alasan molor dari batas kontrak. Saat dihentikan, pengerjaan proyek baru mencapai 48 persen dari total panjang sekira 17,3 kilometer.
Akibat penghentian itu, PT BRD menggugat Bina Marga ke Badan Arbitrase Nasional (BANI) pada Mei 2013 senilai Rp161 miliar. PT BRD menganggap molornya pengerjaan proyek karena Bina Marga terlambat mengeluarkan justifikasi teknis. Dalam sidang 28 Januari lalu, BANI memenangkan sebagian gugatan PT BRD dan meminta Bina Marga membayar kerugian Rp26,8 miliar ke BRD Setelah diputuskan harus membayar kerugian kepada PT BRD oleh BANI, Bina Marga mengajukan peninjauan kembali (PK) ke MA.
Langkah PK itu diajukan Bina Marga sekitar dua bulan yang lalu. Bina Marga juga belum membayar kerugian ke BRD dengan alasan masih menunggu proses audit dari Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk menentukan angka pembayaran yang akan dimasukkan ke Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2015.
Bagi para pemudik yang hendak menuju Jalur Pantura dan ingin mengindari macet, keluar lah melalui Tol Pejagan. Pada Rabu (6/7/2016) tengah malam, antrean di gerbang tol ini relatif normal.
Memang ada antrean, namun tidaklah panjang seperti situasi antrean di Brexit. Antrean di Tol Pejagan tidak stagnan dan pemudik masih tetap bisa memacu kendaraannya.
Setelah keluar dari Tol Pejagan, ambilah jalan ke kiri pada pertigaan pertama, tepatnya di Jalan Ketanggungan-Tanjung. Di pertigaan berikutnya, ambilah jalan ke kanan untuk masuk Jalur Pantura Losari-Bulakamba.
Hingga memasuki Kota Brebes, lalu lintas masih lancar. Pengendara yang melewati jalur arteri ini akan bertemu dengan pemudik yang keluar dari pintu keluar Tol Brexit saat memasuki Jalur Pantura Brebes-Tegal. Di jalur ini, lalu lintas sedikit padat sehingga polisi memberlakukan contra flow satu lajur.
Meski begitu, pengendara tidak terjebak dengan kemacetan panjang bahkan contra flow tidak terlalu panjang sebab ketika hendak memasuki Kota Tegal, lalu lintas semakin longgar. Kendaraan tampak ramai kembali ketika memasuki wilayah kota.
Di sejumlah SPBU yang ada di Tegal, terlihat ada banyak mobil terparkir. Tampak juga antrean pengedara yang sedang mengisi BBM. Mayoritas adalah pemudik yang tengah beristirahat usai kena macet panjang di Brexit. Sebagian ada yang memarkirkan kendaraannya di bahu jalan dan sempat sedikit membuat lalu lintas tersendat.
Saat melintasi Kota Tegal, kendaraan kembali terlihat padat. Namun lepas dari Tegal, lalu lintas sudah cukup lancar dan kendaraan dapat dipacu hingga kecepatan rata-rata 60 km/jam.
Meski lalu lintas Pantura selepas Tegal ramai lancar, pengendara diimbau waspada. Sebab pada Kamis (7/7) dini hari ini, gerimis mengguyur di sejumlah lokasi.
(elz/hri)
BREBES kontan. Berkat dihapusnya empat dari total tujuh barrier gate di Jalan Tol Jakarta-Cikampek hingga Brebes Timur menjadi tiga, membuat waktu perjalanan hanya 4,5 jam dengan nilai total transaksi Rp 165.000.
Perjalanan dimulai pada pukul 06.00 WIB, kondisi lalu lintas di Tol Dalam Kota Jakarta menuju Cikampek ramai lancar.
Beberapa kendaraan pemudik mulai terlihat padat di Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama dengan antrian hingga 500 meter.
Di GT Cikarang Utama ini, pemudik mengambil tiket tol dan kemudian membayarnya di tempat tujuan masing-masing.
Tim Kompas.com, melakukan transaksi pertama di GT Palimanan secara tunai dengan nilai sebesar Rp 109.500.
Antrian kendaraan menjelang GT Palimanan sekitar 300 meter. Banyak pemudik yang masih melakukan transaksi secara tunai, namun tak sedikit pula yang membayar dengan skema e-payment atau kartu elektronik.
Setelah membayar dan sekaligus mengambil tiket di GT Palimanan, Kompas.com melanjutkan perjalanan ke Brebes Timur dengan satu kali transaksi di GT Brebes Timur dengan nilai Rp 55.500.
Sistem pembayaran terintegrasi ini merupakan bagian dari langkah awal pelaksanaan peta jalan Electronic Toll Collection jalan tol di Indonesia, menuju diterapkannya pembayaran secara free flow (tanpa henti) dalam beberapa tahun ke depan.
Integrasi sistem ini mencakup tujuh ruas jalan tol sepanjang 364 kilometer yang dibagi dalam dua klaster, yaitu:
Klaster I meliputi Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Cipularang, Padalarang-Cileunyi yang dikelola PT Jasa Marga (persero) Tbk dan Jalan Tol Cikopo-Palimanan yang dikelola PT Lintas Marga Sedaya (LMS).
Klaster II mencakup Jalan Tol Palimanan-Kanci (PT Jasa Marga Tbk), dan Jalan Tol Kanci-Pejagan, Pejagan-Brebes (PT Semesta Marga Raya).
Sementara khusus Klaster I, Gerbang Tol (GT) Cikopo tidak dioperasikan lagi sehingga pengguna dapat langsung melanjutkan perjalanan melalui tanpa harus berhenti.
Di masing-masing klaster, pengumpulan tol (baik tunai maupun non-tunai) dilakukan secara terintegrasi dengan sistem tertutup (tarif berdasarkan jarak tempuh), tanpa dibatasi barrier antar ruas tol.
Besaran tarif tol yang dikenakan tetap menggunakan ketetapan yang berlaku. Sebagai ilustrasi, kendaraan dari Jakarta tujuan ke Jawa Tengah yang semula 7 kali berhenti (yaitu di Cikarang Utama, Cikopo, Palimanan, Plumbon, Ciperna, Mertapada, dan Brebes Timur), menjadi hanya 3 kali berhenti.
Pengguna mengambil tiket tol di GT Cikarang Utama, lalu berhenti di GT Palimanan untuk membayar tarif tol Klaster I Jakarta-Cikopo-Palimanan senilai Rp 109.500 (tarif Gol-1 Rp 13.500 + Rp 96.000) sekaligus mengambil tiket Klaster 2, dan berhenti GT Brebes Timur untuk membayar tarif tol Klaster 2 Palimanan-Kanci-Pejagan-Brebes Timur senilai Rp 55.500.
Jadi total tarif yang harus dibayar pengguna untuk melintasi Jakarta-Brebes Timur sebesar Rp 165.000. (Hilda B. Alexander)
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) hari ini, melakukan uji coba sistem transaksi terintegrasi dua jalan tol, yakni Jakarta-Cikampek dan Cikopo-Palimanan. Untuk melewati ruas tol ini, pengemudi akan dikenakan tarif Rp109.500.
“Uji coba hari ini tidak dibatasi waktu. Apabila ada yang kurang, akan dilakukan evaluasi. Sehingga waktu tempuh akibat kendaraan berhenti akan kita hilangkan. Tentu akan mempercepat pengemudi mencapai tujuannya,” ujar Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna, di Gerbang Tol Palimanan, Palimanan, Senin (13/06/2016).
Dia menjelaskan, uji coba sistem transaksi terintegrasi ini dilakukan dalam rangka memperlancar arus lalu lintas antara jalan tol yaitu menghubungkan Jakarta-Cikampek dengan Cikampek-Palimanan, dan juga ruas Cikampek-Purwakarta-Padalarang, Padalarang-Cileunyi, Palimanan-Kanci, Kanci-Pejagan, serta Pejagan-Pemalang.
Lebih lanjut dia menerangkan, proses sistem transaksi terintegrasi ini diharapkan mampu mengurai antrean kendaraan secara optimal. Para pengendara nantinya hanya perlu melakukan transaksi pembayaran di gerbang tol tujuan, sehingga tidak perlu lagi bertransaksi di Barrier Gate, yaitu Gerbang Tol Cikopo, Gerbang Tol Plumbon, Gerbang Tol Ciperna dan Gerbang Tol Mertapada.
“Nanti di Cikarang Utama pengendara ambil kartu, sesampainya di Palimanan, pengendara bayar tarif dan diberi kartu lagi nanti bayar di tempat keluar,” lanjutnya.
Selain masuk tol Jakarta-Palimanan, integrasi pembayaran juga akan dilakukan pada ruas Jalan Tol Palimanan-Kanci, Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang yang saat ini baru tersambung sampai Brebes Timur.
Dengan demikian, pemudik dari Jakarta yang meneruskan perjalanan hingga Brebes Timur, cukup melakukan transaksi pengambilan kartu di Gerbang Tol Cikarang Utama, melakukan pembayaran di Gerbang Tol Palimanan sekaligus mengambil kartu dan melakukan pembayaran lagi di Gerbang Tol Brebes Timur. “Kalau mau keluar di Brebes Timur, bayarnya di Brebes Timur,” pungkasnya.
Sekadar informasi, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) melakukan uji coba integrasi sistem transaksi di Gerbang Tol Palimanan, hal ini dilakukan berdasarkan surat dari Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) No. UM.01.11-P/08 tanggal 16 Februari 2016 dan No. PW.01.01-P/11 tanggal 13 Mei 2016.
Untuk diketahui, sistem transaksi akan dibagi menjadi dia cluster yaitu Cluster I meliputi Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Jasa Masa), Jalan Tol Cipularang (Jasa Marga), Jalan Padaleunyi (Jasa Marga), serta Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Lintas Marga Sedaya).
Sedangkan untuk integrasi Cluster II meliputi Jalan Tol Palimanan-Kanci (Jasa Marga), Jalan Tol Kanci-Pejagan (Semesta Marga Raya), dan Jalan Tol Pejagan-Pemalang (Pejagan Pemalang Toll Road).